Dampak AI yang Membantu Kita Mengerjakan PR
Kita sering mendengar jika dulu, waktu zaman orang tua kita masih sekolah, mencari jawaban PR itu bisa butuh waktu berjam-jam. Harus membaca buku tebal, kadang juga meminjam catatan temen, bahkan ikut les. Sekarang? Tinggal buka HP, tanya ke AI kayak ChatGPT, dan jawabannya langsung keluar alam hitungan detik. Sungguh sangat mudah ya?
Nah, memang sih, teknologi ini benar-benar membantu. Kita bisa menyelesaikan tugas lebih cepat, belajar hal baru dengan penjelasan yang lebih gampang dimengerti, dan bahkan dapat memberikan ide untuk membuat presentasi.
Tapi, pernahkah kita berpikir, apa dampak yang akan terjadi jika kita terlalu bergantung dengan AI (dalam konteks ini adalah mengerjakan PR)
Menjadi Guru Kedua
Yang pertama, AI itu bisa menjadi guru kedua untuk kita. Misalnya kita gak mengerti soal matematika nih. Tinggal tanya ke AI dan dia bisa langsung memberikan jawaban serta menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya. Atau lagi bingung mau ngonten tapi belum dapet ide? kita bisa minta tolong AI untuk membuatkannya. Bahkan untuk pelajaran yang rada ribet seperti IPA atau sejarah, AI bisa bantu kita mencari informasi dan merangkum materinya. Jadi, kita seakan-akan memiliki akses ke banyak sumber belajar tanpa harus menunggu guru untuk menjelaskan atau mengikuti bimbel/les.
Jangan Kebablasen!
Masalahnya, karena AI bisa kita pake dengan segampang itu, banyak yang jadi males mikir. "ngapain mikir sendiri kalau bisa tinggal tanya aja?" padahal, bagian penting dari belajar itu justru proses mikirnya. waktu kita mencoba untuk mengerjakan soal sendiri nih misalnya, otak kita dilatih untuk mencari solusi. Dan kalau salah? Toh itu kan juga bagian dari belajar juga.
Tapi kalau semua diserahin ke AI, kita jadi gak terbiasa berpikir kritis. Ujung-ujungya, kalau lagi ujian atau disuruh kerja kelompok tanpa bantuan AI, bisa-bisa malah ngang-ngong dan bengong sendiri.
Tentang Penulis

Muhammad Ilyas Mukhlisin
@ilyasmukhlisin
Sedang berlatih untuk bisa menjadi lebih baik